Berbagi Pengalaman tentang Pelajaran Biologi

Pencegahan Dan Pertahanan Tubuh Terhadap Serangan Virus

Sebagian besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, sebagian melalui kulit yang luka. Lalu bagaimana tubuh kita melakukan pencegahan dan pertahanan terhadap serangan virus?
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya manusia dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negatif, bagaimanapun, dapat menekan sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.


Pencegahan Dan Pertahanan Tubuh Terhadap Serangan Virus

Penerapan kedokteran klinis saat ini adalah untuk mengobati penyakit saja. Infeksi bakteri dilawan dengan antibiotik, infeksi virus dengan antivirus dan infeksi parasit dengan antiparasit terbatas obat-obatan yang tersedia. Sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, depresi disebabkan oleh stres emosional diobati dengan antidepresan atau obat penenang. Kekebalan depresi disebabkan oleh kekurangan gizi jarang diobati sama sekali, bahkan jika diakui, dan kemudian oleh saran untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.

Sebenarnya, di dalam tubuh kita ada sistem pertahanan yang dapat menyerang virus yang masuk. Ketika ada virus yang masuk, tubuh akan segera menyerangnya dengan cara sebagai berikut.
  1. Cara yang pertama adalah sel darah putih atau figosit akan segera memakan dan merusak virus. 
  2. Cara yang kedua adalah tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut antibodi. Benda asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen. Virus juga dikenali tubuh sebagai antigen. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan terpicu memproduksi antibodi. Antibodi ini sangat spesifik dan menyerang hanya pada antigen yang memicunya.
Oleh karena virus menggunakan komponen sel untuk mereproduksi dirinya dan virus tinggal di dalam sel, maka sulit mengeliminasi virus tanpa membunuh sel. Mematikan virus sama dengan mematikan sel. Oleh sebab itu, cara paling efektif adalah melakukan vaksinasi yang mencegah sel dari inveksi virus. Pengobatan dengan antibiotik seperti yang dilakukan pada bakteri kurang baik diterapkan pada pengobatan virus karena dapat meningkatkan resistensi terhadap bakteri.

Sistem kekebalan 

atau sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
Kemampuan sistem kekebalan untuk membedakan komponen sel tubuh dari komponen patogen asing akan menopang amanat yang diembannya guna merespon infeksi patogen – baik yang berkembang biak di dalam sel tubuh (intraselular) seperti misalnya virus, maupun yang berkembang biak di luar sel tubuh (ekstraselular) – sebelum berkembang menjadi penyakit. Meskipun demikian, sistem kekebalan mempunyai sisi yang kurang menguntungkan. Pada proses peradangan, penderita dapat merasa tidak nyaman oleh karena efek samping yang dapat ditimbulkan sifat toksik senyawa organik yang dikeluarkan sepanjang proses perlawanan berlangsung.
Obat-obatan antibiotik yang digunakan dalam memerangi penyakit infeksi oleh bakteri tidak dapat digunakan untuk mematikan virus. Namun jika terserang influenza kita sering diberi obat antibiotik. Sebenarnya antibiotik ini untuk mematikan bakteri penyebab infeksi sekunder yang sering menyertai penyakit oleh virus. Demikian pula obat-obatan influenza sebenarnya hanya mengobati gejalanya. Virus itu sendiri hanya dapat dilawan oleh daya tahan tubuh kita (antibodi). Oleh karena itu, jika terkena influenza, makanlah makanan yang bergizi dan beristirahatlah yang cukup.
Terbentuknya antibodi di dalam tubuh dapat dirangsang secara buatan. Untuk merangsang sel tubuh membentuk antibodi, tubuh diberi vaksin atau bibit penyakit yang dilemahkan. Setelah tubuh membentuk antibodi, tubuh akan kebal terhadap serangan penyakit. Virus juga dapat dibuat vaksin, misalnya vaksin polio, hepatitis, dan cacar. Vaksin merangsang sel-sel limfosif untuk menghasilkan antibodi. Jadi, vaksin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Pada saat ini juga telah diketahui bahwa sel-sel inang yang terinfeksi virus merangsang dengan menghasilkan protein khas yang disebut interferon. Interferon ini tidak dapat mengamankan sel dari infeksi virus. Akan tetapi, jika interferon ke luar sel dan berinteraksi dengan membran sel , maka sel-sel yang mengikat interferon ini tidak dapat diinfeksi oleh virus. Sekarang para ahli mengembangkan penelitian tentang interferon ini dalam menemukan obat anti virus.

Strategi pertahanan virus

Virus adalah mikroorganisme yang mengadakan replikasi di dalam sel dan kadang-kadang memakai asam nukleat atau protein pejamu. Sifat virus yang sangat khusus adalah:
  1. Mengganggu sel khusus tanpa merusak. Virus yang tidak menyebabkan kerusakan sel disebut virus non sitopatik (non cytopathic virus). Bila terjadi kerusakan sel, maka hal ini akibat reaksi antigen antibodi. Virus ini dapat menjadi persisten dan akhirnya menjadi kronik, sebagai contoh adalah virus hepatitis B
  2. Virus merusak sel atau mengganggu perkembangan sel kemudian menghilang dari tubuh, dan virus seperti ini disebut virus sitopatik (cytopathic virus), sebagai contoh infeksi virus HIV, infeksi hepatitis virus lain, dan sebagainya. 
  3. Dapat menginfeksi jaringan tanpa menimbulkan respons inflamasi
  4. Dapat berkembang biak dalam sel pejamu tanpa merusak
Dalam melawan sistem imun, virus secara kontinu mengganti struktur permukaan antigennya melalui mekanisme antigenic drift dan antigenic shift, seperti yang dilakukan oleh jenis virus influenza. Permukaan virus influenza terdiri dari hemaglutinin, yang diperlukan untuk adesi ke sel saat infeksi, dan neuramidase, yang diperlukan untuk menghasilkan bentuk virus baru dari permukaan asam sialik dari sel yang terinfeksi. Hemaglutinin lebih penting dalam hal pembentukan imunitas pelindung. Perubahan minor dari antigen hemagglutinin terjadi melalui titik mutasi di genom virus (drift), namun perubahan mayor terjadi melalui perubahan seluruh material genetik (shift).

Virus hepatitis B dapat menunjukkan variasi epitop yang berfungsi sebagai antagonis TCR yang mampu menghambat antivirus sel T sitotoksik. Beberapa virus juga dapat mempengaruhi proses olahan dan presentasi antigen. Virus dapat mempengaruhi mekanisme efektor imun karena mempunyai reseptor Fcγ sehingga menghambat fungsi efektor yang diperantarai Fc. Virus dapat menghambat komplemen dalam induksi respons inflamasi sehingga juga menghambat pemusnahan virus. Beberapa virus juga menggunakan reseptor komplemen untuk masuk ke dalam sel dan virus lainnya dapat memanipulasi imunitas seluler, seperti menghambat sel T sitotoksik.

Mekanisme pertahanan tubuh

Respons imun nonspesifik terhadap infeksi virus.Secara jelas terlihat bahwa respons imun yang terjadi adalah timbulnya interferon dan sel natural killler (NK) dan antibodi yang spesifik terhadap virus tersebut. Pengenalan dan pemusnahan sel yang terinfeksi virus sebelum terjadi replikasi sangat bermanfaat bagi pejamu. Permukaan sel yang terinfeksi virus mengalami modifikasi, terutama dalam struktur karbohidrat, menyebabkan sel menjadi target sel NK. Sel NK mempunyai dua jenis reseptor permukaan. Reseptor pertama merupakan killer activating receptors, yang terikat pada karbohidrat dan struktur lainnya yang diekspresikan oleh semua sel. Reseptor lainnya adalah killer inhibitory receptors, yang mengenali molekul MHC kelas I dan mendominasi signal dari reseptor aktivasi. Oleh karena itu sensitivitas sel target tergantung pada ekspresi MHC kelas I. Sel yang sensitif atau terinfeksi mempunyai MHC kelas I yang rendah, namun sel yang tidak terinfeksi dengan molekul MHC kelas I yang normal akan terlindungi dari sel NK. Produksi IFN-α selama infeksi virus akan mengaktivasi sel NK dan meregulasi ekspresi MHC pada sel terdekat sehingga menjadi resisten terhadap infeksi virus. Sel NK juga dapat berperan dalam ADCC bila antibodi terhadap protein virus terikat pada sel yang terinfeksi.

Beberapa mekanisme utama respons nonspesifik terhadap virus, yaitu :
  1. Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi IFN oleh sel-sel terinfeksi; IFN berfungsi menghambat replikasi virus
  2. Sel NK mampu membunuh virus yang berada di dalam sel, walaupun virus menghambat presentasi antigen dan ekspresi MHC klas I. IFN tipe I akan meningkatkan kemampuan sel NK untuk memusnahkan virus yang berada di dalam sel. Selain itu, aktivasi komplemen dan fagositosis akan menghilangkan virus yang datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.
Tag : BIOLOGI 1A
0 Komentar untuk "Pencegahan Dan Pertahanan Tubuh Terhadap Serangan Virus"

Back To Top